Berdasarkan dari keformalannya, Martin Joos (dalam Chaer dan Agustin, 2010: 70) membagi variasi bahasa menjadi lima macam gaya, yaitu : ragam beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate). satu ragam beku Frozen
Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal di antara yang lain, yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat, serta upacara-upacara resmi. Disebut ragam beku karena kaidah serta polanya sudah ditetapkan secara mantap dan tidak boleh diubah. Bersifat kaku dengan susunan kalimat cenderung panjang dan lengkap, dengan demikian penutur ragam beku ini harus melafalkan dengan keseriusan dan perhatian penuh agar tidak terjadi kesalahan dalam pelafalan.
Ragam resmi atau formal adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah keagamaan, dan sebagainya. Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan secara mantap sebagai suatu standar. Ragam ini biasanya digunakan oleh seorang atasan terhadap bawahannya, pidato pembukaan rapat-rapat dinas, pembicaraan mahasiswa dengan seorang dekan di kantornya diskusi dalam ruang kuliah, dan lain-lain. Ragam resmi lebih bersifat informatif, biasa dipakai seorang pendengar yang menunjukkan jarak atau penutur dengan responden.
Ragam usaha atau konsultatif adalah ragam bahasa yang lazim
digunakan dalam pembicaraan dalam sekolah, rapat-rapat atau pembicaraan yang
berorientasi pada produksi atau hasil. Wujud ragam bahasa usaha ini berada di
antara ragam formal dan informal atau ragam santai.
Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada
waktu istirahat, berolah raga, berekreasi, dan sebagainya. Pembicaraannya tidak
terikat oleh aturan-aturan berbicara yang baik. Pembicaraan bisa mengalir tanpa
ada perencanaan terlebih dahulu sehingga dalam ragam santai pembicara dalam
berkomunikasi verbal tidak ada kekakuan dalam berbicara. Mereka menggunakan
bahasa yang dipakai sehari-hari untuk berkomunikasi. Dari sinilah pembicaraan
dapat berjalan dengan lancar sebab tidak ada jarak dan status yang menjadi
penghambat terjadinya komunikasi seperti seseorang yang bercakap-cakap dengan
pacarnya, seseorang yang membicarakan pacarnya dan lain-lain.
Ragam akrab, yaitu ragam bahasa antar anggota yang akrab dalam
keluarga yang tidak perlu berbahasa secara lengkap dengan artikulasi yang
terang tetapi dengan ucapan-ucapan pendek. Ciri ujaran akrab adalah tidak
pernah mengambil bahasa itu sendiri sebagai topik pembicaraan atau menggunakan
kode bahasa yang bersifat pribadi.
Komentar
Posting Komentar